Tanimbar Surga Negri yang Perawan
Tanimbar Surga Negri yang Perawan
Disore yang cukup hangat ini...nemu surat dari salah satu seseorang yang mengikuti Indonesia mengajar,tepatnya beliau bernama Marthella Rivera Roidatua Sirait, akrab disapa
Thella. Beliau adalah Pengajar Muda Angkatan VI di Yayasan Indonesia
Mengajar.
Beliau menginginkan tempat ini dikenal karena tempat ini belum pernah tersentuh oleh backpacker, peneliti, jurnalis atau wisatawan lokal. Tapi dengan
percaya diri, saya katakan bahwa daerah ini layak dikabarkan dan dikunjungi
oleh rekan-rekan sekalian. Kapal asing yang beberapa kali berlabuh dan turis
yang singgah di desa Adodo Molu adalah bukti kalau Molu Maru memiliki magnet
tersendiri."Ujarnya.
Langkah yang pertama kali mengubah tempat yang dijadikan simbol ketertinggalan ini adalah capat muda yang bernama Bapak Marthen Bebena, ditanggan beliau kecamatan ini bak disulap
menjadi sekian langkah lebih maju. Segurat prestasi tertoreh, seperti
pembangunan pemancar sinyal, PLTS, Internet Masuk Desa, dan menjadi juara III
dalam lomba perdana paduan suara (Pesparawi) se-kabupaten. Sekarang, di bawah
kepemimpinan camat baru, Bapak Ampi Melatawun, Molu Maru juga sedang menjadi
sorotan dan topik hangat orang-orang di MTB. Bagaimana tidak, di usianya yang
masih balita, Molu Maru terpilih sebagai tuan rumah Pesparawi ke-II dan
mengalami pembangunan yang sangat pesat mulai dari dermaga, kantor camat, talut
pantai, jalan trans-desa, dan gedung serbaguna.
Beliau mengundang para petualang, mahasiswa/ peneliti,
jurnalis, serta wisatawan untuk datang menjadi tamu yang akan dibawa ronda desa.
Percayalah, orang Molu Maru adalah tuan rumah yang ramah.
Pertanyaannya,
bagaimana menjangkau pulau ini? Cara paling nyaman ada dua:
(1) menggunakan
pesawat dari Ambon ke Saumlaki, lalu menumpang ferry selama 26 jam langsung ke
Adodo Molu
(2) menggunakan pesawat dari Makassar atau Ambon ke Tual, lalu dari
Tual naik pesawat perintis ke Larat, disambung dengan memacu adrenalin
menantang ombak di Selat Wayangan naik perahu motor warga Molu Maru selama 4-6
jam. Siapapun yang tertarik menjawab tantangan ini, silakan berdiskusi melalui
email dengan saya.
Teriring
salam yang dihembuskan lewat angin Laut Banda,
Marthella
Rivera Roidatua Sirait
Pengajar
Muda VI Yayasan Indonesia Mengajar
Phone : 081222566991
Email : thella.rivera@gmail.com
FB : Marthella Rivera Roidatua Sirait
Twitter:
@thellasirait
Blog : http://www.indonesiamengajar.org/cerita-pm/marthella-sirait/
0 komentar:
Posting Komentar