Kamis, 05 September 2013

Tongkat Estafet Bangsa dan Negara Untuk Pemimpin Masa Depan Indonesia



PEMIMPIN MASA DEPAN INDONESIA !!!
Tongkat Estafet Bangsa dan Negara Untuk Pemimpin Masa Depan Indonesia
Kehidupan ini adalah sebuah kerajaan dimana setiap insan adalah raja bagi dirinya, adapun bagi insan yang unggul ia dapat menjadi pemimpin dari raja-raja. Dunia ini selalu mengadakan saembara setiap waktunya, untuk mencari siapa-siapa yang pantas untuk menguasainya. Manusia - manusai yang buta karnanya seperti prajurit-prajurit yang bersemangat dalam perang, dan tidak jarang mereka mengkambing hitamkan saudaranya demi tujauan dari itu semua. Kehidupan yang mereka sadari tidak seindah yang akan mereka rasakan karena ini hanya panggung sandiwara dengan akhir ceritanya masih dirahasiakan meski sudah disediakan dua pilihan untuknya.
            Manusia tidak lebih dari seekor semut dikerumunan gajah-gajah atau dikehidupan rimba. Semut akan selalu mencari yang manis-manis, baik dengan usahanya sendiri maupun hasil orang lain yang dia ambil. Begitulah manusia dikala ini menginginkan hal-hal manis akan tetapi jika hal itu sulit ia akan menghalalkan segala cara, dan terjebak dalam kebahagian sesaat. Jika kusebut satu persatu kekayaan negri ini mungkin bergantinya generasi ke generasi akan menemani, itulah se yogyanya jika kita mensyukuri adanya negri ini. Namun sayang sungguh malang, kita dimabok kepalang, dengan anugrah yang Tuhan beriakan seakan itu semua tidak adanya  harganya. Negri yang mereka sebut surga dunia ini masih ada penghuninya yang masih kesulitan untuk menyambung tali kehidupannya, miris sungguh miris dan tragis ini memang negriku.
            Banyak yang dikambing hitamkan dalam negri ini, dimulai dari pewaris hingga yang diwarisi. Rutinitas tersebut hanya akan menambah keruhnya kehidupan bangsa ini, bukan solusi bahkan hanya akan menghambat revolusi. Negri ini mengaharapkan seorang Agen Of Change yang mengubah kebiasaan yang sudah terbiasa ada dikehidupan negri ini. Layaknya pelari estafet yang harus menyelesaikan beberapa putaran dimana setiap lap-nya memerlukan pergantian pemain, dan tidak kurang dalam satu putaran mereka harus melewati empat belokkan. Setiap jalan yang mereka lalui tidak semudah membalikan telapak tanggan, disana mereka akan mendapati terjalan jalan dan tetunya persaingan dengan sesama pemaian meski dibatasi dengan rasa lelah dan letih. Mereka harus berusaha dengan semangat dan motivasi yang mereka miliki, walaupun lawan mainnya juga demikian. Lawan - lawan mereka tentunya mengikuti perlombaan dengan berbagai motivasi baik dari dalam diri maupun dari orang yang mengamanahkan kepada mereka. Permainan ini memiliki ketentuan dimana setiap tim wajib mempunyai empat orang pemain, yang harus berkerjasama dalam menyelesaikan perlombaan tersebut. Pembagian tugas atau penentuan posisi seriap pemain dalam suatu tim ditentukan oleh seorang pelatih. Pelatih tim memposiskan pemain sesaui dengan kemampuan yang dimilikinya. Penentuan posisi pemain diatur dengan berdasarkan tinjauan tingkat kemampuan pemainnya, hal tersebut merupakan startegi yang tidak bisa dipisahkan dari koridor usaha pencapaian tujuan lari estafet.
            Indonesia dikatakan suatau Negara karena memiliki empat komponen yaitu pemimpin yang berkuasa, rakyat, wilayah dan tentunya undang – undang yang mengataur kehidupan berbangsa dan bernegara. Jika diibaratkan dengan system lari estafet maka bangsa ini merupakan tim lari estafet, oleh karena itu bangsa ini harus mempunyai startegi untuk mencapai tujuan bangsa dan Negara ini. Empat pemain dalam lari estafet dalam berbangsa dan bernegara adalah merupakan pemerintah, tokoh masyarakat, pemuda dan perundang undangan. Layaknya lari estafet tentunya dalam hal ini diperlukan pembagian tugas yang sesuai dengan kemampuan masing – masing, hal ini bertujuan agar semuanya dapat mengoptimalkan kemampuannya. Pelatih dalam lari estafet merupakan seorang pemimpin, dimana ia harus bisa mengatur strartegi tim yang dilatih olehnya. Dalam berbangsa dan bernegara tentunya ada seorang pemimpin yang kewajibannya hamper sama, hanya saja tugas seorang pemimpin Negara jauh lebih berat. Kewajiban yang begitu berat yang dipikul oleh seorang pemimpin Negara, tentunya dalam hal ini orang tersebut merupakan seseorang yang berkualitas. Orang tersebut harus mampu memimpin Negara dengan baik, yaitu mampu menjalankan kewajibannya dan mengoptimalkan segala sumber yang ada dinegara tersebut untuk pembangunan bangsa dan negaranya. Pemimpin yang diharapkan mampu menciptakan kesejahteraan bagi orang – orang yang dipimpinnya.
            Indonesia merupakan Negara yang dipimpin oleh seorang Presiden akan tetapi kedaulatan tetap menjadi hak rakyat. Kemajuan jaman tidak dapat terhindari akan tetapi bangsa ini belum siap dan memang belum mampu mengikutinya. Negara ini memang kaya baik sumberdaya manusianya, sumberdaya alamnya, kaya akan kemalasan dan keserahkaannya yang tidak dapat dipungkiri. Negara dan bangsa ini memerlukan, membutuhkan dan menantikan seorang pemimpin yang mampu menciptakan kesejahteraan rakyat dan mengoptimalkan sumberdaya alam yang melimpah ini. Penulis berharap untuk bangsa dan Negara ini akan mempunyai seorang pemimpin yang benar – benar memimpin bukan menduduki kursi pimpinan saja, adapun kreteria pemimpin yang dimaksud harus mempunyai Sense of direction, Understanding, Courage, Charity, Esteem (Self-esteem), Self-Acceptance dan Self-Confidence. Tujuh kreteria tersebut menurut penulis akan mampu menjawab setiap pertanyaan dan harapan bangsa ini.
            Penulis menyebutnya “Tujuh jurus jitu untuk pemimpin maju “, yang dimana terdiri dari Sense of direction yaitu mampu mengarahkan dan memimpin dirinya sendiri untuk benar – benar menempatkan diri pada kewajibannya, Understanding yaitu sebuah kedudukan dan mempunyai sebuah bahan, Courage yaitu merupakan keberanian bertindak untuk menentukan kebijakan dalam suatu permasalahan yang dihadapinya, Charity yaitu kemurahan hati untuk selalu berbagi hal ini ditekankan agar setiap pemimpin tidak hanya berkerja sendiri akan tetapi perlunya sebuah kerjasama dengan pihak – pihak dibawahnya dan tentunya merupakan sifat dasar dari menghindarkan diri dari sifat korupsi, Esteem (Self-esteem) yaitu setiap memimpin harus  mempunyai harga diri dan mampu menjaganya agar dia selalu disegani oleh bawahannya, Self-Acceptance yaitu merupakan kesadaran diri akan kemampuan yang dimilikinya hal ini bertujuan agar seoarang pemimpin tidak bertindak gegabah dengan bertindak diluar kemampuannya sebagai pengontrolan diri dan yang terakhir adalah Self-Confidence yaitu kepercayaan diri hal ini wajib dimiliki oleh setiap pemimpin dalam menjalankan kewajibannya agar tidak terbilang pemimpin yang labil yang tidak yakin dengan apa – apa yang sudah diputuskannya.
            Hakekatnya ke tujuh jurus tersebut hanya untuk mengontrol setiap prilaku seorang pemimpin, karena apa – apa yang dia lakukan, tegaskan,  dan putuskan akan menjadi sorotan public. Setiap kebijakan pemimpin akan menjadi bahasan bersama karena merupakan maju mundurnya suatu bangsa dan Negara berada pada kebijakan – kebijakannya, tidak ayal jika dalam perjalanannya ia akan menemui pro-kontra dari kebijakan yang ditetapkannya. Tujuh jurus tersebut merupakan karakter pemimpin yang mampu memimpin dengan system kepemimpinan yang demokratis dan memanfaatkan sumberdaya yang ada dengan optimal demi kepentingan bersama. Pemimpin masa depan tidak akan terbentuk dengan instan ia harus dibentuk sejak dini, karena dengan kemajuan jaman ia harus mampu membawa negri ini dengan kokoh jangan sampai terombang – ambing. Pemimpin masa depan untuk negri ini harus siap dengan penjajahan asing dalam segi perekonomian, kesehatan dan pendidikan. Dalam segi perekonomian yaitu dengan menghadapi system pasar bebas jangan sampai sumber mata pencarian masyarakat terseret karena ketidakmampuan mengimbangi produk – produk asing yang terbilang berkualitas tinggi dan harga yang terjangkau. Disinilah letak pemimpin yang diharapkan mampu untuk mensejahterakan masyarakat dengan pemberian pengetahuan mengenai manajemen pasar yang baik (Courage). Dalam segi kesehatan tentunya hal ini tanpa kita sadari dengan masuknya pasar bebas banyak produk – produk misalnya makanan yang mengandung komposisi bahan berbahaya, bukan hanya dari asing saja tidak jarang para pedagang makanan kita sendiripun tega meracuni sesamanya. Disinilah peran pemimpin agar ia mampu mengontrol kegiatan – kegiatan masyarakatnya dengan membentuk tim yang focus memantau satu permasalahan (Charity). Dalam segi pendidikan merupakan pengkrakteran generasi penerus agar mempunyai nilai plus yaitu tidak hanya mempunyai sebuah prestasi akan tetapi mempunyai moral yang baik, segi ini mencakup luas karena akan berimbas pada pemikiran – pemikiran dewasanya kelak. Disinilah letak pemimpin diharapkan mampu memberikan hizmet atau sebuah pelayanan kepada generasi penerus berupa pendidikan yang layak dan pembinaan yang berkelanjutan. Diwilayah – wilayah terpelosok atau tertinggal terutama karena, masyarakat disana masih mempunyai karakteristik pendidikan rendah baik yang formal maupun non-formal. Hal ini karena belum terbukanya wawasan mereka mengenai seberapa pentingnya pendidikan, oleh karena itu untuk meningkatkan tinggkat pendidikan mereka perlu adanya stertegi yang berbeda dengan daerah – daerah yang  terbilang maju. Startegi dalam menghadapi masyarakat tertutup misalnya mereka harus didekati mungkin kata “guru mencari murid” itu lebih baik dan “jumlah guru lebih dari murid” jangan dijadikan alasan, tentunya hal tersebut harus mampu menjadi motivasi kita untuk meningkatkan pendidikan bengsa ini (Self-Acceptance). Mungkin itu semua adalah gambaran dari sedikit permasalahan yang sudah ada sekarang ini, kemungkinan bisa lebih buruk atau membaik. Pemimpin masa depan harus mempunyai visi dan misi dalam menjalankan kewajibannya (Sense of direction dan Self-Confidence).
            Pemimpin masa depan untuk negri ini yaitu seorang yang tidak hanya mampu menjawab keinginanan rakyat akan tetapi ia bisa meyakinkan rakyat mana yang baik dan mana jalan untuk menujunya. Bukan kesempurnaan dari pemimpin yang diharapkan akan tetapi sebuah tanggung jawab yang harus dipegang teguh oleh orang yang tepat. Negri ini butuh nakhoda yang kompeten dan tentunya seorang kapten didalamnya dimana ia akan mengatur mundur majunya kemana kapal berlayar.  Pemuda adalah calon pemimpin masa depan yang diharapkan, oleh karena itu perlu adanya perpindahan tongkat estafet yang benar dan penempatan posisi yang tepat.

 

Semarang , 04 Agustus 2013
        



( Hendra Wiguna )




0 komentar:

Copyright © 2012 Hendra Wiguna All Right Reserved
Shared by Themes24x7